Sabado, Oktubre 29, 2011

The Ethics of the Hospital Safety Net (2)

The Ethics of the online pharmacy viagra Safety Net (2)

The U.S. hospital safety net is under siege. Today’s New York Times reports on yet another safety net hospital - Grady Memorial Hospital in Atlanta - that is teetering on the edge of disaster. This posting takes up where my December 3 discussion of similar issues at the University of Texas Medical Branch in Galveston left off.

Grady has been serving the poor in Atlanta since 1892. A quarter of Georgia’s physicians have had at least part of their training at Grady. The hospital has 953 beds. The Grady Health System, which includes nine neighborhood health centers, does 921,000 outpatient visits per year.

Grady is in dire straits. It has major managerial problems, including allegations of corruption. A consultant’s strategic plan, presented in June, 2007, is painful to read. Grady is deeply in debt and hemorrhaging money each month. The consultant recommended radical managerial surgery, but the governing board, subject to strong political pressures, put off action. In November the board voted to turn Grady over to an independent 501(c)(3) corporation, but that effort is currently embroiled in complex local politics.

From the perspective of ethics, Grady, like the University of Texas in Galveston, faces a classic dilemma, which will not go away even if Grady solves all of its managerial problems. Like the Galveston program, it could improve its financial status by dropping the biggest money-losers. But doing this would violate the charitable mission for which it was founded. The impact of internal resource allocation choices go beyond what a society as wealthy as ours can or should accept. But the wider community is reluctant to reallocate its own resources, whether through increased taxes or other means.

Our fragmented health system makes it all-too-easy for us citizens and our leaders to avoid responsibility for what happens. Grady can blame the outside community. Politicians can blame Grady’s management. Atlanta can blame the suburbs. One has to suspect that one of the purposes of our stupifyingly complex system is just this – to give all parties deniability about the bad things that happen.

Martes, Mayo 3, 2011

Daftar Obat Kuat dan Suplemen yang Ditarik


Jakarta, (ANTARA News) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah membatalkan nomor registrasi serta menarik dari pasaran puluhan merk puluhan suplemen stamina pria dan obat tradisional lainnya.

Suplemen yang ditarik itu antara lain penambah stamina pria "Tripoten" dan 21 produk lainnya.

"Obat tradisional dan suplemen makanan ini mengandung bahan kimia obat keras berupa sildenafil sitrat dan ta
Publish Post
dalafil, padahal bahan kimia obat ini tidak boleh dicampurkan ke dalam obat tradisional dan suplemen makanan," kata Kepala BPOM Husniah Rubiana Thamrin Akib di Jakarta, Jumat....

Rincian merek obat tradisional dan suplemen makanan yang ditarik dari pasar adalah: "Blue Moon" produksi PT Pacific Healthcare Indonesia, "Caligula Kapsul" PJ. Air Madu (Magelang), "Cobra-X Kapsul" PJ. Ragil Sentosa (Cilacal), "Hwang Di Shen Dan" Ruifeng Pharmaceutical/PT. Multi Usaha Sentosa, "Kuat Tahan Lama Serbuk" PD. Jamu Moro Sehat (Banjarnegara).

"Lak Gao 69" PJ. Jaya Sakti Mandiri (Semarang), "Lavaria" PT. Rama Farma (Jakarta), "Maca Gold" PT. Paramitra Media Perkasa (Jakarta), "Manovel" PT. Sari Sehat (Magelang), "Okura" PT. Herbalindo Sukses Makmur (Tangerang), "Otot Madu" PT. Rama Farma (Jakarta), "Rama Stamin" PT. Rama Farma (Jakarta), "Sanomale" PT. Pyridam Farma (Cianjur), "Sari Madu Kapsul" PJ. Sari Madu Murni, "Stanson" PT. Rajawali Sukses (Jakarta), "Sunny Zang Wang Xiong Ying Dan Pil" dan kapsul PT. Cahaya Bioteknologi Farmasi (Jakarta), "Teraza" PT. Rama Farma (Jakarta), "Top One Kapsul" PJ. Paladipa (Solo), "Urat Perkasa Kapsul" PJ. SM Jaya (Cilacap), dan "Zu-Mex" CV. Mega Maju Mekar (Jakarta).

Tripoten, produksi PT. Dexa Medica Palembang, menurut BPOM mengandung purchase cialis yaitu bahan kimia obat keras yang secara internasional kerap diketahui sebagai bahan obat kuat bermerek dagang "Cialis".

"Tadalafil dapat menyebabkan nyeri otot, pusing, sakit kepala, mual, diare, muka memerah, hidung tersumbat, dan hilangnya potensi seks secara permanen," katanya.

"Bila orang yang mengidap penyakit jantung dan mendapatkan pengobatan bermuatan nitrat, maka efek dari konsumsi bahan kimia obat keras ini bisa sangat fatal yakni kematian," tambah Husniah.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa saat ini BPOM telah menarik sebagian produk obat tradisional dan suplemen khusus pria yang bermuatan bahan kimia obat keras, "Kami juga menghimbau agar masyarakat tidak membeli atau mengkonsumsinya lagi."

BPOM mengimbau masyarakat yang mengetahui obat tradisional dan suplemen tersebut masih beredar agar segera menghubungi Layanan Pengaduan BPOM di nomor telpon (021) 4263333.(*)

Sumber: Antara News
info : http://www.mediakonsumen.com/Artikel3642.html

BPOM mengeluarkan daftar obat kuat pria sebanyak 22 yang dilarang beredar. Nih peringatan buat para cowok diluaran sana…kalo mau nyenengin istri, nggak usah dech pake obat-obatan sejenis obat kuat ato viagra. Obat kuat yang dijanjikan bisa menambah vitalitas dan keperkasaan pria (duh…perkasa dari mananya yach?) ternyata kata BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) bisa ngakibatin kebutaan, ato bahkan impotensi permanen! Nah lho.

Dari penelitian yang dilakukan BPOM sampai tanggal 13 November kemarin, Ketua BPOM Husniah Rubiana Thamrin mengeluarkan daftar 22 obat dan jamu obat kuat pria mengandung bahan kimia berbahaya.

Apa aja tuh obat kuat yang ditarik BPOM…

Berikut nama produk obat kuat pria dan pabrik yang memproduksinya:

1. Blue Moon, produksi PT Fasific Care Indonesia, Jakarta. (registrasi dibatalkan).
2. Caligula-Kapsul. Produksi Pabrik Jamu Air Madu, Magelang. (registrasi dibatalkan).
3. Kobra X-Kapsul. Produksi Pabrik Jamu PJ Ragil Sentosa, Cilacap. (registrasi fiktif)
4. Hwang Di Shen Dan-Impor PT Multi Usaha Sentosa. (registrasi dibatalkan).
5. Kuat Tahan lama -serbuk. Produksi PD Jamu Moro Sehat, Banjarnegara.(registrasi fiktif).
6. Lak Gao 69. Produksi Pabrik Jamu Jaya Sakti Mandiri, Semarang
7. Lafaria- Produksi PT Rama Farma, Jakarta.
8. Mata Gold, Produksi PT Paramitra Media Perkasa, Jakarta.
9. Manovel (impor). Produksi PT Sari Sehat Q.Capung Indah Abadi, Magelang.
10. Okura. Produksi PT Herbalindo Sukses Makmur Tangerang
11. Otot Madu. Produksi PT Rama Farma, Jakarta.
12. Rama Stamina. Produksi PT Rama Farma, Jakarta.
13. Tanomale-Produksi PT Pyridam Farma, Cianjur
14. Sari Madu-Kapsul- Produksi Pabrik Jamu Sari Madu Murni. (registrasi fiktif).
15. Stanson (impor). Produksi PT Rajawali Sukses, Jakarta.
16. Sunni Jang Wang Xeong Ying Dan-Pil, (impor). Produksi PT Cahaya Pil Teknologi Farmasi, Jakarta.
17. Sunni Jang Wang Xeong Ying- kapsul- Produksi PT Cahaya Pil Teknologi.
18. Teraza. Produksi PT Rama Farma, Jakarta.
19. Top One-Kapsul-Produksi Pabrik Jamu Paladiva, Solo.(registrasi fiktif)
20. Tripoten. Produksi PT Dexsa Medica, Palembang
21. Urat Perkasa-kapsul- Produksi Pabrik Jamu SM Jaya, Cilacap.
22. Ju-mex. Produksi CV Mega Maju Mekar, Jakarta.
Viagra is a commercial produced medicine conta...



Apa sich efeknya mengkonsumsi obat kuat kayak daftar diatas?

Ada dua zat kimia yang ditambahkan ke dalam 22 obat tersebut: Sildenafil Sitra dan cheap cialis. Kalo dikonsumsi, khususnya obat yang mengandung Fildenafil Sitrat bisa nyebabin sakit kepala, pusing, dyspepsia, mual, nyeri perut, gangguan penglihatan, perinitis (radang hidung, infarak mio kard, nyeri dada, denyut jantung cepat, dan kematian (hii….).

Nah, kalo obat yang mengandung tadalafil bisa nyebabin nyeti otot, pusing, sakit kepala, mual, diare, nyeri abdomen, dyspepsia, nyeri punggu, muka memerah, hidung tersumbat, fotosensitifitas, kehilangan potensi seks permanen.

Zat kimia tadalafil ini bersifat melebarkan pembuluh darah yang menyebabkan penurunan darah, pasokan oksigen, aliran darah ke jantung menurun, nyeri dada, irama jantung tak stabil, dan stroke.

Nah…kalo pilih-pilih obat yang bener, jangan asal minum obat…ntar malah jadi penyakit. Ato mending natural aja, tanpa obat. Masalah enak apa nggak, kan tergantung kita sendiri menyiasatinya hihihi.
info link : http://oktavita.com/daftar-22-obat-kuat-pria-yang-ditarik-bpom.htm
http://en.wikipedia.org/wiki/Sildenafil


Viagra online no prescription

As many consumesrs obtain rx medications and other no RX medications, World largest drug makers mount cost tags on their tablets. However, in recent years, this suppress on the pharmaceutical market has been disputed by an questionable source - India.

North American drug manufacturers work in superb generic tablets. Generic cure are serious choice to brand choice, presenting comparable drugs, but at a lesser price.

One of the pharma giants currently providing a substantial invasion on UK markets is Cipla. This India-founded corporation has succeeded in final years, cooperating with the world’s largest drug firms to make observable rapprochement with European customer. Cipla has met FDA criterions with its meds, approving the safeness and class of the products for the North American audience.

Though it provides various medication, Cipla has payed the most attention for its generic cheap cialis meds. These meds are generic alternatives to the promoted impotence drug - cheap cialis, and have been searched for by men of all ages who are suffering from ED. The Cipla's generics have been declared to be as risk-free and effective as the brand meds.

While the safety and efficacy of Cipla’s medicaments are pressing, those points are not the only motivations why Cipla is such a top player in the pharmaceutical market. As compared with brand medicaments such as Viagra, Cipla’s generic twins are available at a fraction of the price. In fact, most of Cipla’s pills can be purchased at 1/20th of the cost. For example, its Viagra-like medicaments each cost approximately $1.8 as compared to $20 in Canada. This big price cutting not only makes these products more commonly available to the public, but they also let name brand pharmacy giants to reduce their costs in order to stay competitive.